Ini Dia Sejarah Terrano Di Indonesia

Terrano

Pada tahun 1995, kelahiran terano bermula ketika Toshiyuki Shiga pada saat itu merupakan dari perwakilan Nissan Motor Co., Ltd di Indonesia – berkeinginan untuk melakukan terobosan dengan menghadirkan produk mobil unggulan yang diminati pasar Tanah Air. Mobil ini dipilih karena memiliki keunggulan-keunggulan sekaligus keunikan yang sesuai dengan karakter pasar Indonesia pada saat itu. Rencana itu lantas tak berjalan semulus yang diharapkan. Dan anda bisa lihat tentang harga nissan terrano terbaru 2020.

Waktu itu langsung mendatangkan mobil terano langsung dari negara jepang dalam format Completely Built-Up (CBU) dan berpenggerak empat × empat jelas berpengaruh terhadap harga jualnya. Hal ini disebabkan sistem taruf dari bea masuk untuk CBU dan pajak kendaraan penggerak empat × empat dihargai lebih mahal. Untuk itu, Shiga yang kini menduduki sebagai COO Nissan Motor Co. Ltd., memutuskan untuk merancang SUV Nissan di Indonesia (CKD, Completely Knocked-Down). Sistem penggerak pun dipilih sistem empat × dua yang lebih akrab untuk pasar Indonesia sekaligus untuk menekan harga jual agar lebih kompetitif.

Demi mewujudkan Mobil ini CKD, perlu dilakukan beberapa penyesuaian dalam prosedur perakitan. Oleh karena itu, sistem perakitan yang dikirimkan Nissan Jepang bisa mengaplikasi sistem otomasi dengan mengandalkan robot. Jadi harus diperlukan proses lanjutan merupakan berupa penggambaran ulang alat perakitan oleh 1 tim khusus yang dikepalai oleh Suhardiman yang menduduki menjabat sebagai Manager QA – CS NMI). Meski tahapan itu membutuhan waktu tiga bulan, tetapi hasilnya sangat sepadan. Rancangan desain Suhardiman dan tim itu lah yang kemudian menjadi panduan produksi Mobil ini dari 1995 hingga produksi terakhir di Desember 2006.

Saat itu bertindak selaku pasar, kala itu Nissan terano yang hadir dalam 2 varian: SGX dan AJ Limited didistribusikan di bawah naungan PT Wahana Wirawan selaku Agen Tunggal Pemegang Merek atau ATPM  Nissan di Indonesia, sementara PT ISMAC yang akan bertanggung jawab pada proses produksi. Seiring waktu, kapasitas produksi meningkat yang tadinya tiga unit Mobil ini per hari menjadi lima belas unit per harinya. Melihat respons yang baik di pasar yang positif terhadap mobil terano ini, ATPMnya terus mengembangkan dan menawarkan model terbaru yang lebih canggih dan memukau. Hal ini terbukti dengan hadirnya Nissan terano Grandroad dan Kingsroad yang tetap diproduksi oleh PT ISMAC.

PENYELAMAT DI MASA KRISIS

Sama seperti pelaku industri otomotif pada umumnya, tiupan angin kencang yang berembus di 1997 berupa krisis moneter, banyak membawa dampak terhadap Nissan. Walaupun begitu, mobil ini tetap mampu bertahan dan terus melihatkan eksistensinya di dunia otomotif Indonesia. Mobil ini menjadi saksi sejarah di mana SUV ini adalah mobil pertama yang diproduksi Nissan pascakrisis moneter.

Dengan  perekonomian Indonesia saat ini yang sudah berangsur membaik, pada tahun 1998 status kepemilikan ATPM Nissan mengalami masa peralihan. Pada tanggal 1 September 2001, ditegaskan  PT Nissan Motor Indonesia (NMI) dengan porsi kepemilikan tujuh puluh lima persen dipegang oleh Nissan Motor Co., Ltd dan 25% sisanya berada pada Indomobil Group. Hak kepemilikan baru itu terus menguatkan nama baik Nissan di pasar dan berimbas pada kepercayaan publik untuk menggunakan produk Nissan tersebut. Pada 2002, di bawah komando(NMI), Mobil ini kembali berevolusi. Selain perubahan minor pada varian Kingsroad dan Granroad, Mobil ini dipasarkan dengan model entry-level: Spirit.

Related posts

Leave a Reply